Cara Sholat di Gunung

Bagi seorang muslim, sholat 5 waktu adalah wajib. Tidak ada pengecualian untuk itu. Namun, bagaimana jika di gunung? Bagaimana wudhu saat tidak menemukan sumber air? Bagaimana cara menentukan arah kiblat? Dan terakhir, bagaimana cara sholat saat di gunung? Tentu, bagi pendaki gunung pemula, kamu mungkin akan merasa bingung. Alhasil sholat pun tidak khusyuk. Iya kan?

Nah, agar kamu tidak ketinggalan sholat dan lebih khusyuk, kamu perlu mempersiapkan peralatan sholat terlebih dahulu. Lalu ketahui bagaimana cara berwudhu walaupun tanpa air berlimpah, cara menentukan kiblat hingga cara sholat yang tepat.

Perlengkapan sholat yang harus dipersiapkan

Sebelum kamu naik gunung, kamu perlu mempersiapkan peralatan dan perlengkapan sholat. Bagi wanita, persiapkan mukenah. Sebaiknya pilih jenis mukenah dari bahan parasut.

Kenapa?

Karena mukenah berbahan parasut mudah untuk dibawa, disimpan dan mudah kering. Jangan lupa untuk membawa sajadah ya.

Untuk pria, kamu bisa membawa sarung. Jadi, walaupun kamu mendaki menggunakan celana pendek, kamu tetap bisa shalat.

Kamu juga bisa membawa peci yang bisa kamu gunakan saat sholat.

Menentukan kiblat untuk sholat

Sebelum kamu sholat, tentu kamu perlu menentukan arah kiblat terlebih dahulu. Jika ada sinyal di gunung atau bisa menggunakan aplikasi seperti Qubla Location, maka kamu bisa menggunakan alat tersebut.

Jika tidak ada sinyal atau aplikasi tidak bisa digunakan, kompas dan peta bisa dijadikan patokan. Karena hal inilah, kamu sebaiknya membawa kompas sebelum mendaki.

Bagaimana jika tidak ada? Jika tidak ada, kamu bisa kok melakukan beberapa cara berikut ini untuk menentukan arah kiblat:

1. Perhatikan Lumut.

Lumut bisa menjadi salah satu penanda untuk menentukan arah kiblat. Biasanya, lumut akan tumbuh di area barat.

Kenapa? Karena barat menerima sinar matahari yang minim. Sedangkan bagian timur, cenderung tidak banyak lumut yang tumbuh.

Kamu juga bisa memegang bagian batang pohonnya. Jika terasa hangat dan kering, maka bagian tersebut adalah bagian yang kerap terkena sinar matahari.

Apakah bisa dijadikan patokan saat malam hari? Bisa. Karena hingga malam hari, sisi kering pada batang pohon masih bisa dirasakan ketika kamu pegang.

2. Rasi Bintang Orion

Jika kamu hendak sholat saat malam hari dan cuaca kala itu sedang cerah, kamu bisa mengecek rasi bintang orion. Rasi bintang tersebut berada di sebelah barat.

Bagaimana bentuknya? Rasi bintang orion ditandai dengan 3 bintang yang berdekatan. Jika ditarik garis, rasi bintang ini akan membentuk ekor kalajengking.

Arah ekor tersebutlah yang menghadap ke barat. Setelah itu, kamu bergeser sekitar 22 derajat ke kiri untuk posisi kiblat sholat.

3. Melihat Matahari

Ketika cuaca cerah dan kamu bisa melihat matahari tenggelam atau terbit, kamu bisa mengecek arah kiblat. Arah matahari terbit adalah arah timur dan arah matahari tenggelam adalah arah barat.

4. Makam Islam

Kalau kamu perhatikan, di beberapa gunung seperti gunung Sumbing terdapat makam. Jika kamu mendapati makam tersebut adalah makam Islam, maka kamu bisa menjadikan makam sebagai acuan.

Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan melihat nisannya. Nisan pada makam Islam selalu berada di posisi barat.

Maka dari itu, posisi nisan bisa membantu kamu menentukan arah barat untuk kiblat sholat.

5. Menggunakan Jarum

Sebelum kamu menggunakan metode jarum untuk menentukan kiblat, maka pastikan kamu membawa jarum dan styrofoam atau gabus.

Jarum bisa digunakan sebagai pengganti dari jarum kompas. Dengan begitu, kamu bisa melihat arah mata angin.

Untuk melakukannya, kamu perlu melakukan hal ini:

  • Tusukkan jarum di styrofoam.
  • Letakkan styrofoam di bejana berisi air.
  • Tunggu hingga ujung jarum menuju ke salah satu arah, baik utara atau selatan.

Jika ke arah utara, maka sebelah kirinya adalah arah barat. Sedangkan jika menuju ke arah selatan, maka sebelah kanan selatan adalah arah barat.

Berwudhu sebelum sholat

Sebelum kamu sholat, kamu perlu membersihkan diri dari najis ringan dengan cara berwudu. Sayangnya, tidak semua gunung menyediakan air yang berlimpah. Bisa pula air yang kamu miliki hanya tersisa untuk minum dan membuat makanan.

Jika hal tersebut terjadi, bagaimana cara agar tetap berudu? Bolehkah sholat tanpa berudu misalnya karena udara dingin?

Jawabannya adalah dengan bertayamum. Kamu bisa melakukan tayamum ketika kamu tak menemukan air cukup untuk berwudu. Tayamum bisa menggunakan embun, pasir, bebatuan tanah yang berair, tanah lembab ataupun kering.  

Walaupun udara dingin, kamu tetap harus berudu atau bertayamum. Bahkan kamu tetap boleh kok menggunakan sepatu karena dingin yang begitu menyiksa.

Bagaimana caranya? Sebelum tayamum, lepaskan cincin ataupun jam tangan terlebih dahulu ya. Setelah itu, lakukan tata cara tayamum berikut:

  • Membaca basmalah.
  • Niat tayamum.
  • Memposisikan dan menepuk-nepukkan kedua telapak tangan di media tayamum, misalnya di debu bersih.  
  • Disunahkan untuk menghadap ke kiblat.
  • Menipiskan media tayamum dengan meniup atau mengibaskan tangan.
  • Mengusap-usap muka sebanyak 1 kali.
  • Mengusap kedua telapak tangan lalu usapkan hingga batas siku.
  • Pertemukan kedua telapak tangan lalu usap-usapkan di antara jari-jari kamu.
  • Membaca doa.

Bagaimana jika ada air tapi udaranya sangat dingin? Kamu bisa berwudhu dan tetap mengenakan sepatu.

Cara berwudhu sama seperti biasa. Bedanya, kamu bisa membasuh anggota badan sebanyak 1 kali saja. Basuh bagian atas sepatu dengan gerakan dari depan ke belakang.

Kamu bisa membasuh secara bergantian atau bersamaan. Jika secara bergantian, dahulukan usapan di kaki kanan, baru setelah itu kaki kiri. Kamu juga perlu mengusap bagian alas sepatu. Cara ini dilakukan jika kamu akan sholat dengan mengenakan sepatu.

Mensucikan diri di gunung

Jika baju kamu terkena najis misalnya karena kotoran hewan atau, maka kamu perlu mengganti baju. Namun, bagaimana jika sebelum waktu sholat, kamu mimpi basah atau buang air besar?

Untuk buang air besar atau buang air kecil, kamu bisa menggunakan tisu kering, daun kering, batu bahkan kayu kering. Hindari menggunakan tisu basah karena jenis tisu ini susah untuk diurai.

Sedangkan jika kamu mimpi basah, karena kamu pun juga tidak tahu kapan mimpi basah akan terjadi, kamu bisa tayamum. Ini karena tayamum bisa menghilangkan hadast kecil dan besar.

Namun, ketika cuaca tidak terlalu dingin dan memungkinkan kamu untuk mandi besar, maka sebaiknya mandi besar ya.

Tata cara shalat di gunung

Sebelum kamu sholat, kamu perlu mencari tempat yang aman, landai dan tidak mengganggu perjalanan pendaki lainnya. Hindari untuk memilih semak-semak ya, karena bisa saja tempat tersebut terkena najis seperti kencing.

Setelah itu, baru deh, kamu bisa mempersiapkan perlengkapan sholat. Misalnya menggelar matras sebagai alas untuk sholat.

Kamu boleh sholat berjamaah atau sendiri terutama jika tempat tidak memungkinkan. Misalnya tempat landai hanya bisa digunakan oleh 1 orang saja untuk sholat.

Namun, karena waktu terbatas, apakah boleh untuk melakukan jamak qashar atau menggabung dan meringkas? Jawabannya adalah boleh.

Kenapa? Karena perjalanan kamu sudah tergolong sebagai safar yang bukan untuk maksiat. Kamu hanya mendaki gunung karena kesenangan atau refreshing.

Selain itu, perjalanan safar kamu sudah lebih dari 89 km. Maka dari itu, kamu boleh untuk melakukan sholat qashar.

Pendaki boleh melakukan sholat jamak qashar saat jarak gunung yang didaki lebih dari 89 km dari rumahnya. Jika sudah memenuhi syarat tersebut, perjalanan mendaki gunungnya menjadi perjalanan safar.

Ketika kamu hendak sholat jamak qashar, pastikan jika imam kamu juga melakukan jamak qashar. Jika tidak, maka kamu tidak bisa berjamaah dan sholat jamak qoshor.

Sholat apa saja yang bisa di-jamak qoshor? Hanya sholat dhuhur-ashar dan magrib-isya’ yang bisa di-jamak qoshor. Dhuhur-ashar menjadi 2-2 rakaat dan maghrib-isya’ menjadi 3-2 rakaat.

Lantas, boleh tidak saat sholat tetap menggunakan sepatu? Boleh. Selama sepatu tersebut bersih dari najis, menutupi hingga pergelangan kaki dan sepatu sudah digunakan sebelumnya.

Sudah menentukan tempat, kiblat, wudhu dan melakukan persiapan lainnya, kamu bisa segera sholat. Cara sholat di gunung, sama dengan sebagaimana kamu melakukan sholat saat di rumah atau di masjid.

Bedanya, kamu boleh kok menggunakan sepatu jika kondisi tidak memungkinkan. Misalnya karena banyak ranting yang akan melukai kaki jika sholat tanpa alas kaki.

Kamu mungkin akan merasa kurang nyaman karena sholat menggunakan sepatu. Namun, kamu bisa mencoba beradaptasi dan menjaga keseimbangan agar sholat lebih khusyuk.

Ada kemudahan dalam kondisi darurat saat sholat di gunung. Apabila kamu cedera, dan tidak bisa berdiri, kamu boleh sholat sambil duduk. Apabila ada teman kamu yang sedang sakit, pendaki yang sakit boleh sholat sambil tidur. Untuk tata cara sholat di gunung dalam posisi duduk atau tidur, silakan dipelajari sendiri ya.

Tata cara saat sholat di kendaraan

Bagaimana jika masih berada di kendaraan seperti bus dan sudah memasuki waktu sholat? Kamu bisa bertayamum dan sholat dalam kondisi duduk.

Saat tayamum, jika tidak ada air, kamu bisa menggunakan debu yang menempel pada kursi penumpang. Baru setelah itu, kamu bisa melakukan sholat.

Apakah harus menghadap kiblat? Kalau memungkinkan, kamu bisa melakukan sholat dengan menghadap kiblat.

Namun, jika tidak memungkinkan, kamu hanya perlu sholat dengan menghadap arah depan kendaraan.

Tips untuk kamu agar tetap bisa khusyuk sholat di gunung

Ada saja hal-hal yang membuat sholat tidak khusyu. Mulai dari rasa takut, tidak nyaman saat sholat hingga memikirkan sesuatu. Benar tidak?

Nah, untuk kamu yang ingin sholat lebih khusyuk saat di gunung, tips berikut ini semoga bisa membantu kamu:

  • Pastikan semua perlengkapan sholat sudah dipersiapkan dan masuk ke barang bawaan.
  • Kenali trek pendakian.
  • Mulai naik gunung saat malam hari atau setelah isya’. Namun, cara ini sebaiknya dilakukan oleh kamu yang membawa teman dan terbiasa mendaki malam. Tidak disarankan untuk mendaki malam terutama saat perlengkapan pendakian tidak lengkap dan tidak ada yang berpengalaman.
  • Lakukan sholat jamak atau jamak qoshor. Dengan begitu, kamu tidak terburu-buru untuk sholat.
  • Bawa kompas atau install aplikasi kompas agar kamu bisa menentukan posisi kiblat secara akurat.
  • Pelajari cara sholat jamak qoshor dan tayamum. Dengan begitu, kamu bisa lebih yakin dan fokus untuk sholat.
  • Hindari untuk sholat di jalur pendakian. Kamu bisa memilih tempat landai yang tidak jauh dari jalur pendakian.
  • Gunakan jaket jika perlu terutama saat cuaca sangat dingin.
  • Cobalah untuk fokus dan jangan terlalu terpengaruh pada orang di sekeliling kamu. Terlebih lagi ketika kamu sholat di area kemah.

Kesimpulan

Untuk sholat di gunung, kamu perlu membekali diri dengan pengetahuan seperti cara mencari kiblat, wudhu hingga sholat yang tepat. Selain itu, sebelum sholat di gunung, kamu wajib mencari tempat landai yang aman digunakan untuk sholat. Jika waktu terbatas, kamu boleh kok sholat jamak qoshor. Dengan begitu, kamu bisa sholat dengan lebih khusyuk dan tidak terburu-buru.

Baca lebih lanjut: 10 Rekomendasi Makanan Pendaki gunung »

Leave a Comment