Cara Menghindari Babi Hutan di Gunung

Babi hutan atau sering dikenal dengan istilah BAGAS “Babi Ganas” merupakan hewan yang agresif di gunung. Beberapa pendaki yang berkemah di hutan sering menjadi sasaran kebrutalan babi hutan. Ada pendaki yang dihadang saat mau ke puncak. Ada pendaki yang tendanya di acak-acak. Dan ada pula yang bekal makanannya dibegal babi hutan. Karena keganasannya, sebaiknya kamu jangan memancing kedatangan babi hutan saat naik gunung. Berikut 5 cara menghindari babi hutan di gunung:

Kami akan membahas tips menghindari babi hutan dengan aman. Yuk, kita mulai cari tahu.

Cara #1: Jangan membawa makanan berbau tajam

Babi hutan (Sus scrofa) merupakan hewan omnivora yang bisa makan apa saja. Mulai dari tumbuhan liar, buah-buahan, sayuran, umbi-umbian, tikus, telur, serangga, bangkai hewan hingga cacing. Biarpun makan berbagai jenis makanan, tapi babi hutan sangat menyukai makanan dengan bau menyengat. Salah satunya adalah makanan yang dibawa pendaki gunung, seperti:

  • Sarden.
  • Barbeque beef.
  • Rendang.
  • Umbi bakar.
  • Nasi lemak.

Beberapa makanan yang kami sebutkan di atas memiliki aroma yang lewat. Apabila kamu memasak makanan tersebut di gunung, aromanya akan tersebar sampai puluhan kilometer saat malam hari. Akibatnya, babi hutan yang tertarik dengan aroma makanan tersebut akan mendatangi area perkemahanmu.

Jika kamu menyisakan makanan dan membuangnya secara sembarangan, babi hutan akan menghabiskan makanan tersebut. Jika dia belum puas, si babi hutan akan menjadi ganas. Dia tidak segan untuk mengacak-acak tumpukan sampah, tenda hingga menyerang manusia yang ada di dekatnya.

Tips #1: Jangan membawa makanan beraroma kuat saat naik gunung. Jika terlanjur memasaknya, segera habiskan makanan dalam sekali makan. Setelah itu, cuci peralatan masak dan alat makan dengan sabun sampai bersih untuk menghilangkan bau makanan. Simpan bungkus/kaleng makanan dalam tempat yang rapat.

Cara #2: Simpan makanan dalam wadah tersegel

Cara menghindari babi hutan di gunung selanjutnya adalah menyimpan bekal makanan dalam wadah yang tersegel. Kamu dapat menyiasatinya dengan membeli makanan kering dalam kemasan. Untuk variasi makanannya, silakan baca rekomendasi makanan pendaki gunung.

Beberapa kelebihan makanan kering dalam kemasan:

  1. Ringan untuk dibawa.
  2. Tidak memiliki aroma yang menyengat.
  3. Dikemas dalam kemasan tersegel.
  4. Dapat kamu pindahkan dalam kemasan plastik.
  5. Mudah untuk dimasak, enak dan bergizi tinggi.

Tapi, ada kalanya, pendaki yang lebih suka makan makanan segar. Seperti: sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, daging, hingga lauk pauk beraneka ragam.

Biar kamu tidak diikuti oleh babi hutan, sebaiknya semua makanan basahmu kamu segel. Kamu simpan di dalam toples, plastik atau wadah kedap udara. Intinya, jangan sampai bau makanan tercium oleh babi gunung. Karena kalau sampai menarik perhatian babi hutan, kamu bisa dibegal di tengah jalan. Hehe.

Tips #2: Biasakan menyimpan makanan dalam wadah yang memiliki segel. Kalau tidak punya wadah bersegel dan kedap udara. Kamu juga dapat memakai plastik yang diikat pakai tali atau plastik standing pouch/zip lock/zipper.

Cara #3: Jangan membuang sisa makanan sembarangan

Pada ulasan sebelumnya, kami sudah menjelaskan bahwa babi hutan adalah hewan omnivora yang rakus. Babi hutan itu bisa makan segala jenis makanan, termasuk sisa makanan dari para pendaki. Artinya, jika ada pendaki yang membuang sisa makanannya sembarang di dekat tenda atau di jalur pendakian, babi hutan akan datang. Dia akan memakan sisa makanan yang ditinggalkan pendaki.

Jika ternyata makanannya enak dan si bagas belum puas, pendaki akan diikuti. Saat malam tiba, tenda pendaki dapat disatroni si bagas. Dan tragedi penyerangan babi hutan pun terjadi. Babi hutan akan mulai mengacak-acak bekal makananmu dan mulai menyerang orang-orang di sekitarnya. Karena jujur saja, babi hutan nggak suka aroma keringat manusia.

Tips #3: Jangan sekali-kali membuang sisa makanan sembarangan. Karena aroma dari sisa makanan akan mengundang kedatangan babi hutan. Jika babi hutan datang, bukan hanya kamu yang bisa celaka, orang lain juga bisa terluka akibat keganasannya. So, selalu jaga kebersihan saat di gunung ya!

Cara #4: Mencari jalur aman

Babi hutan adalah hewan yang hidup secara berkelompok dan mendiami wilayah tertentu. Artinya, babi hutan tidak akan melintasi berbagai wilayah di dalam hutan sendirian. Karena mereka sadar bahwa ada hewan pemangsa yang mendiami wilayah tersebut.

Dari informasi tersebut, kita tahu bahwa beberapa wilayah hutan di gunung pasti ada babi hutannya. Dan beberapa wilayah yang lain tidak ada babi hutannya. Jika kamu ingin menghindari babi hutan, maka carilah jalur pendakian yang aman dari babi hutan. As simple as that!

Sebelum pendakian, kamu bisa mengumpulkan informasi terlebih dahulu terkait ada tidaknya babi hutan di jalur pendakian tersebut. Beberapa tempat yang bisa kamu pakai untuk menanyakan ada tidaknya babi hutan di jalur pendakian, di antaranya:

  • Penjaga pos registrasi pendakian.
  • Komunitas pendaki gunung di Facebook, Twitter, KasKus, dll.
  • Pemandu gunung.

Mereka yang pernah mendaki melalui jalur pendakian tersebut, biasanya mau menceritakan kondisi medan pendakian kepada pendaki lainnya. Kumpulkan informasi dari pada pendaki sebanyak-banyaknya dan pilih jalur pendakian yang aman dari babi hutan.

Tips #4: Pilih jalur pendakian yang aman dari serangan babi hutan. Kamu dapat bertanya kepada pemilik basecamp, petugas registrasi, komunitas pendaki gunung, hingga pemandu gunung.

Cara #5: Naik ke atas pohon

Ada kalanya, babi hutan mendatangi kamu saat kamu sudah melakukan tips 1-4. Ini bisa jadi si babi hutan hanya numpang lewat. Bisa juga ada pendaki lain yang mengundang kedatangan babi hutan. Dan apesnya, rombongan kamu yang dibegal duluan. Hehe.

Dengan kondisi head to head tersebut, bagaimana cara pendaki menghindari serangan babi hutan di gunung?

  • Pertama, jika kamu melihat babi hutan mendekat dari kejauhan, larilah. Ingatlah bahwa babi hutan itu memiliki gerakan cepat. Jadi, teknik melarikan diri tidak akan berhasil jika babi hutan sudah sangat dekat.
  • Kedua, jika babi hutan sangat dekat dan kamu nggak bisa kabur, cobalah segera memanjat pohon terdekat. Panjat pohon agak tinggi, minimal 1,2 meter. Karena pada ketinggian tersebut babi hutan tidak dapat melukaimu dari bawah, soalnya babi hutan nggak bisa manjat pohon. Tunggu sampai babi hutan menyerah dan pergi, baru kamu turun. Dengan begitu, kamu aman dari serangan babi hutan.
  • Ketiga, jika tidak ada pohon di sekitar, segera berdiri dan buat kuda-kuda bertarung. Persiapkan mental dan kekuatanmu untuk melawan babi hutan. Jika kamu tidak punya pistol, pisau, parang ataupun tombak, gunakan apa saja yang ada di sekitarmu sebagai senjata. Misalnya: tripod, tali, ranting hingga batu. Berusahalah melawan sebaik mungkin dan jangan menyerah.
  • Keempat, tetaplah berdiri biarpun di serang babi hutan. Jika kamu terjatuh, kamu berisiko terkena gading babi hutan di area usus, lengan, kepala dan leher. Serangan gading babi hutan pada area vital bisa menewaskan manusia.
  • Kelima, terus berjuang melakukan perlawanan sampai babi hutan berhenti menyerang. Sering kali serangan babi hutan hanya berlangsung selama satu menit. Dan kemudian babi hutan pergi begitu saja.
  • Terakhir, segera dapatkan pertolongan P3K jika kamu mengalami luka akibat serangan babi hutan. Kamu tidak hanya khawatir karena kehilangan darah saja, tapi babi hutan membawa bakteri berbahaya di mulutnya. Jika lukamu tidak segera mendapatkan perawatan, kamu bisa mendapatkan permasalahan serius ke depannya.

Tips #5: Sebagai manusia yang memiliki akal, sebaiknya kamu melawan babi hutan dengan cerdik. Kalau kamu takut minimal kamu kabur dengan cantik agar tidak mendapatkan luka yang serius. Hehe.

Itulah 5 cara menghindari babi hutan di gunung. Intinya, jangan memancing kehadiran babi hutan. Jika jarak babi hutan masih jauh, sebaiknya kamu kabur atau memanjat pohon. Jika tidak ada tempat untuk kabur, lakukan perlawanan dengan cerdik.

Tapi, ingat! Saat melakukan perlawanan jangan sampai terjatuh, karena saat terjatuh gading babi hutan dapat mengoyak bagian vital tubuhmu. Itu bisa menyebabkan pendarahan dan kematian. Akhir kata, jika ada yang belum jelas, silakan tinggalkan pertanyaan melalui kolom komentar di bawah.

Baca lebih lanjut: Cara Mengatasi Pacet di Gunung »

Leave a Comment